Senin, 11 Januari 2016

Cerita Trio Lestaluhu Asal Tulehu Di Persija Jakarta

Persija Jakarta melanjutkan tren menggunakan pemain asal Tulehu dalam skuat mereka. Kali ini, ada tiga pemain Tulehu bermarga Lestaluhu yang terdaftar dalam skuat tim Macan Kemayoran untuk turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS).
Mereka adalah Ramdani Lestaluhu, Rafid Lestaluhu, dan Fandi Ahmad Lestaluhu. Ketiga pemain itu direkrut Persija lantaran kualitas mereka yang dianggap mumpuni.
"Sebenarnya ada empat kalau mau, karena masih ada Abduh Lestaluhu yang sekarang ikut PS TNI. Saya dan dia adalah saudara kembar, saya ingin bisa bermain dengan dirinya suatu saat nanti," terang Rafid, kepada Goal Indonesia.
Rafid yang bermain sebagai pemain tengah tidak mau dianggap menyaingi Ramdani yang kebetulan adalah adik dari ibunya sendiri. Pemuda 22 tahun ini terinspirasi dari Ramdani, yang berhasil menembus timnas Indonesia dari level junior hingga senior. Dia juga mengakui kerap mendapatkan nasihat-nasihat baik dari sang paman.
"Ramdani adalah pemain bagus di tengah, dia adalah idola saya, saya tidak ada keinginan untuk menggusur posisinya, jika saya main dan dia tidak, itu karena pilihan pelatih bukan karena ada ambisi," jelasnya.
Lain cerita tentang Fandi. Pemain berusia 19 tahun ini bakatnya ditemukan oleh mantan gelandang Persija, Imran Nahumarury, saat pulang kampung ke Tulehu. Fandi dianggap anak ajaib dari Lestaluhu karena dulu saat berusia 12 tahun dia mampu melakukan jugling sebanyak 500 kali tanpa membuat bola menyentuh tanah.
"Saya masih baru memulai mas, belum seperti Rafid dan bang Ramdani yang sudah menjadi pemain kelas," kata Fandi, yang terlihat malu-malu.
Dari keluarga yang sederhana di ranah Tulehu, Fandi memang sejak kecil bercita-cita ingin menjadi pemain sepakbola. Bakatnya kemudian terendus beberapa klub di Jawa. Pada musim lalu, dia memperkuat Cilegon United dan masuk dalam daftar skuat timnas U-19 yang dilatih Fakhri Husaini. Sayang, saat turnamen akan digelar, Indonesia diberi sanksi oleh FIFA sehingga dia gagal unjuk gigi di level internasional.
"Sedih juga di saat itu kami sudah melakukan persiapan tetapi tidak bisa bermain. Saya senang berada di sini bersama Rafid dan bang Ramdani, mereka sudah seperti saudara," ujar Fandi.
Peluang Fandi bermain sebagai starter lebih besar ketimbang Rafid dan Ramdani. Hal ini dikarenakan usianya baru 19 tahun. Mengingat, ada aturan yang mengharuskan dua pemain U-21 diturunkan klub sebagai starter di setiap laga pada turnamen PJS.
Bahkan di beberapa uji coba Persija, dia dijajal kemampuannya oleh pelatih Persija, Bambang Nurdiansyah, untuk menyisir dari sisi sayap.
Persija memang kental dengan aroma Tulehu. Selain tiga pemain di atas, tim ibu kota sudah pernah diperkuat oleh Imran Nahumarury, Dedi Umarela, Hasim Kipuw, Alfin Tuasalamony, Abduh Lestaluhu, hingga Abdul Rahman Lestaluhu. (gk-48)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar