Persija Jakarta melanjutkan tren menggunakan pemain asal Tulehu dalam
skuat mereka. Kali ini, ada tiga pemain Tulehu bermarga Lestaluhu yang
terdaftar dalam skuat tim Macan Kemayoran untuk turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS).
Mereka adalah Ramdani Lestaluhu, Rafid Lestaluhu, dan Fandi Ahmad
Lestaluhu. Ketiga pemain itu direkrut Persija lantaran kualitas mereka
yang dianggap mumpuni.
"Sebenarnya ada empat kalau mau, karena masih ada Abduh Lestaluhu
yang sekarang ikut PS TNI. Saya dan dia adalah saudara kembar, saya
ingin bisa bermain dengan dirinya suatu saat nanti," terang Rafid,
kepada Goal Indonesia.
Rafid yang bermain sebagai pemain tengah tidak mau dianggap menyaingi
Ramdani yang kebetulan adalah adik dari ibunya sendiri. Pemuda 22 tahun
ini terinspirasi dari Ramdani, yang berhasil menembus timnas Indonesia
dari level junior hingga senior. Dia juga mengakui kerap mendapatkan
nasihat-nasihat baik dari sang paman.
"Ramdani adalah pemain bagus di tengah, dia adalah idola saya, saya
tidak ada keinginan untuk menggusur posisinya, jika saya main dan dia
tidak, itu karena pilihan pelatih bukan karena ada ambisi," jelasnya.
Lain cerita tentang Fandi. Pemain berusia 19 tahun ini bakatnya
ditemukan oleh mantan gelandang Persija, Imran Nahumarury, saat pulang
kampung ke Tulehu. Fandi dianggap anak ajaib dari Lestaluhu karena dulu
saat berusia 12 tahun dia mampu melakukan jugling sebanyak 500 kali
tanpa membuat bola menyentuh tanah.
"Saya masih baru memulai mas, belum seperti Rafid dan bang Ramdani
yang sudah menjadi pemain kelas," kata Fandi, yang terlihat malu-malu.
Dari keluarga yang sederhana di ranah Tulehu, Fandi memang sejak
kecil bercita-cita ingin menjadi pemain sepakbola. Bakatnya kemudian
terendus beberapa klub di Jawa. Pada musim lalu, dia memperkuat Cilegon
United dan masuk dalam daftar skuat timnas U-19 yang dilatih Fakhri
Husaini. Sayang, saat turnamen akan digelar, Indonesia diberi sanksi
oleh FIFA sehingga dia gagal unjuk gigi di level internasional.
"Sedih juga di saat itu kami sudah melakukan persiapan tetapi tidak
bisa bermain. Saya senang berada di sini bersama Rafid dan bang Ramdani,
mereka sudah seperti saudara," ujar Fandi.
Peluang Fandi bermain sebagai starter lebih besar ketimbang Rafid dan
Ramdani. Hal ini dikarenakan usianya baru 19 tahun. Mengingat, ada
aturan yang mengharuskan dua pemain U-21 diturunkan klub sebagai starter
di setiap laga pada turnamen PJS.
Bahkan di beberapa uji coba Persija, dia dijajal kemampuannya oleh
pelatih Persija, Bambang Nurdiansyah, untuk menyisir dari sisi sayap.
Persija memang kental dengan aroma Tulehu. Selain tiga pemain di
atas, tim ibu kota sudah pernah diperkuat oleh Imran Nahumarury, Dedi
Umarela, Hasim Kipuw, Alfin Tuasalamony, Abduh Lestaluhu, hingga Abdul
Rahman Lestaluhu. (gk-48)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar